Damai Sejahtera
Penulis : E. Liling Ngimet
Editor : jay
Long Uli – Kaltara Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, menyimpan kekayaan budaya yang memikat, salah satunya adalah kehidupan masyarakat suku Bahau di ladang mereka.
Kehidupan mereka tak lepas dari ketergantungan pada alam, sebuah harmoni antara manusia dan lingkungan yang telah terjalin turun-temurun.
Ladang bagi masyarakat Bahau bukan sekadar tempat bercocok tanam, melainkan jantung kehidupan sosial dan ekonomi mereka. Di sinilah mereka menanam padi, jagung, ubi, dan berbagai tanaman palawija lainnya sebagai sumber pangan utama.
Proses bercocok tanam dilakukan secara gotong royong, untuk memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan antar anggota masyarakat. Suara tawa dan canda berbaur dengan bunyi parang yang membelah batang kayu dan gemerosok air sungai bahau yang menyimpan banyak cerita, menciptakan simfoni kehidupan yang khas.
Selain bercocok tanam, ladang juga menjadi tempat mereka mencari sumber protein hewani. Perburuan hewan liar seperti rusa, babi hutan, dan burung dilakukan dengan cara tradisional, debgan tetap menghormati keseimbangan alam. Penangkapan ikan di sungai-sungai yang mengalir di sekitar ladang juga menjadi sumber protein penting bagi mereka.
Kehidupan di ladang juga diwarnai dengan berbagai ritual adat. Sebelum memulai masa tanam, mereka biasanya melakukan upacara adat untuk memohon kesuburan tanah dan hasil panen yang melimpah. Upacara ini dipimpin oleh tokoh adat yang berpengalaman, yang senantiasa menunjukkan penghormatan mereka terhadap leluhur dan alam.
Namun, kehidupan masyarakat Bahau di ladang juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan akses pasar yang terbatas menjadi beberapa kendala yang mereka hadapi. Oleh karena itu, upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi lokal sangat penting untuk menjamin keberlanjutan kehidupan mereka.
Kehidupan masyarakat Bahau di ladang merupakan cerminan kearifan lokal yang perlu dijaga dan dilestarikan. Kehidupan mereka yang sederhana namun kaya akan nilai-nilai luhur patut menjadi inspirasi bagi kita semua.
Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya mereka, kita dapat menghargai dan mendukung upaya pelestariannya untuk generasi mendatang.
Pekerjaan di ladang bukan hanya sekadar mencari nafkah, tetapi juga merupakan bagian integral dari budaya dan kehidupan sosial masyarakat Bahau. Keterampilan dan pengetahuan tradisional yang mereka miliki merupakan warisan berharga yang perlu dilestarikan.***
Penulis adalah Tokoh Masyarakat Bahau dan Pujungan Kaltara, Seorang Pensiunan Abdi Negara ( ASN , Mantan Kepsek di salah satu SD di kec. Bahau Hulu).











